Hari
itu adalah hari pertama ujian SMA, beberapa guruku menyarankan membawa hape
(handphone) ke dalam kelas, agar mudah mengirimkan jawaban jika sudah dapat
bocoran, kalau aku enggak bawa ini HP takut enggak dapat bocoran, tapi kalau
sampai ketahuan aku bawa bisa tamat riwayatku.
Kuputuskan
membawa, awalnya inginku simpan dikantong baju tapi terlalu berbahaya kayaknya,
terpaksa aku simpan dikantong celana bagian belakang (kanan),.
Ujianpun
dimulai, awalnya aku biasa saja, sampai tiba-tiba hape ku bergetar dan
getaranya menimbulkan bunyi dibangku, hape N*#^: emang terkenal dengan getarnya
yang keras, seketika itu juga Susana menjadi tegang, mulai keluar keringat
dingin dan sepertinya pengawas melihat gelagatku ini, jantung makin berdebar
saat pengawas menghampiriku, PANIK.!! Kuangkat sebelah pantatku untuk
menghilangakn bunyi.
Kenapa
kamu, kok gitu posisi duduknya, Tanya pengawas, emm.. maaf sakit perut buk,
alasanku. Setelah pengawas pergi aku beranikan membuka hape, Hai Gaz apa kabar
sapa temanku via sms, sialan, hamper mati aku Cuma gara-gara sms ini.
Sejak
hari itu aku kapok membawa hape saat sekolah.hehe… Menurutku ini adalah
kebohongan terbesarku saat itu, setalah kupikir-pikir untuk apa aku berbong
saat itu, kalaupun aku mendapatkan contekan, apakah aku puas, hanya membohongi
diri sendiri.
Mungkin
saat itu puas tapi akan sangat malu jika dites dihadapan orang banyak ternyta
enggak bisa, berbanding terbalik dengan nilai rapot.
JIka
aku bertanya kepada pembaca, kapan pertama kali kalian berbohong, ada yang
masih ingat.??? Sepertinya tidak mungkin, karna sudah terlalu banyak
kebohongan-kebongan yang kita lakukan. Pada dasarnya manusia itu memiliki
system pertahanan diri (defence mechanism) yang otomatis aktif saat terdesak.
Ada
yang bilang : enggak apa-apa bohong sesekalikan toh demi kebaikan, mungkin ini
gara-garanya kasus-kasus korupsi susah di uraikan, karna untuk kebaikan bersama
pihak-pihak terkait “tepok jidat”.
Jika
seseorang sudah pernah berbohong apakah mereka enggak akan kembali berbohong
untuk kedua kalinya, enggak ada yang bisa setia dengan satu kebohongan, satu
kali berbohong maka akan terus terus berbohong untuk menutupi
kebohongan-kebohongan sebelumnya, salah satu contoh orang yang lagi pedekate,
selalu menampilkan positif-positifnya saja, dan lama berpacaran terjadi
perpecahan dengan alasan kamu tak sepert yang dulu lagi.
Bohong
bisa diibaratkan dengan merokok, yang pelan pelan menggerogoti diri kita
sendiri, membuat daya ingat kita terganggu karna terlalu banyak kebohongan yang
dilakukan, bingung untuk membedakan apakah kejadian waktu itu benar-benar
terjadi atau hanya bualannya saja. Persis seperti kita bermimpi, tiba-tiba kita
berada ditengah situasi yang tidak tau awal dan ujung ceritanya.
Show Conversion Code Hide Conversion Code Show Emoticon Hide Emoticon